quran dan teknologi informatika
    oleh: KH.DR. Kharisuddin Aqib 
    A. Pendahuluan 
    Kitab suci yang terakhir kali diturunkan oleh Allah swt, adalah al-Qur’an al-karim. Sebagai kitab terakhir yang diturunkan di zaman mutaakhir.Dan karena sudah akan ada kitab suci lagi, maka al-qur’an memiliki sifat yang elastis untuk perubahan peradaban manusia, oleh karena itu ia bersifat holistik dan universal. Atau dalam bahasa lain disebut, sholihun likulli zamaanin wamakaanin. (selaras dengan segala zaman dan tempat).
    Elastisitas al-qur’an, lebih terletak pada makna  atau penafsiran yang mungkin dapat dikeluarkan dari kandungan redaksi  ayat-ayatnya. Redaksi yang memiliki banyak arti karena kata-kata dalam al-qur’an, kebanyakan terdiri dari kata-kata yang memiliki banyak arti  (kalimat musytarak).Demikian siymbul-syimbul atau kiasan, atau nama-nama surat, urutan ayat dan sebagainya memiliki banyak interpretasi.
    Al-qur’an banyak mempergunakan redaksi dan kata-kata yang dapat dimengerti oleh orang yang sangat sederhana pemikirannya, walaupun ia adalah kalimat yang memiliki hikmah (filsafat) yang sangat mendalam. Termasuk diantaranya adalah ungkapan kebahagiaan dan ungkapan penderitaan, yaitu al-jannah / taman, dan an-Nar / api, yang besifat simbolik dan indrawi, sehingga orang yang sangat awampun akan dapat memahaminya. Itu semua adalah merupakan mu’jizat abadi yang bersifat inhern dengan al-qur’an.
    Kemu’jizatan yang bersifat inhern dalam diri al-qur’an terus menerus ditemukan oleh para ahli yang berusaha mendalami al-qur’an dari brbagai sudut keilmuan yang berkembang. Kesehatan, genetika, geologi, matematika dan lain-lain. Dan diantaranya yang paling mutaakhir adalah kajian tentang al-qur’an dan ilmu informatika, yang lagi kita bicarakan ini, dan insya Allah ini adalah yang paling mutakkhir dan original. Dan ini penting untuk diungkap karena ini adalah abad informatika, dan al-qur’an sangat dengan hubungannya dengan ilmu informatika. Makalah yang sedikit ini akan mengungkapkan, tentang al-qur’an sebagai mu’jihat dari Allah untuk nabi Muhammad, masih sangat relefan dan tetap merupakan mu’jizat di zaman informatika ini, khususnya dalam kehebatannya dalm hal tehnologi informasi. 
    B. Pembahasan 
    Bahwa istilah-istilah arab dalam agama islam, hampir keseluruhan terkait dengan informasi, misalnya; Nabi adalah orang yang membawa berita agung dari Tuhan. Rasul adalah jabatan seseorang yang membawa risalah (surat) dari Tuhan untuk panduan hidup manusia. Wahyu adalah informasi rahasia yang diterima oleh seorang nabi atau rasul dari tuhannya.dan Al-Kitab adalah buku kumpulan informasi dari Tuhan yang dibawa oleh rasul tuhan.demikian juga hal syimbul-symbul bahasa islam, dan proses komunikasi antara nabi atau rasul dengan Tuhan adalah proses komunikasi dengan sistem tehnologi informasi. Lauhil mahfudh adalah tempat data yang terlindung atau kalau sekarang disebut hard disc, disitulah semua data alam semesta disimpan dalam berbagai file dan folder.Nama malaaikat roqib dan ’atid sesungguhnya menunjukkan  dua buah profesi informatika dan grafika modern,yakni tukang shooting dan editing, untuk amal perbuatan manusia. Al-qur’an sebagai kitab suci yang paling banyak dibaca oleh umat manusia, telah diceritakan oleh Rasulullah proses transmisinya dari Allah. Beliau menceritakan dengan bahasa dan pemahaman awam pada zamannya. Bahwa al-qur’an adalah kalamullah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw, melalui malaikat Jibril.Terkadang jibril menampakkan bentuknya sebagai manusia, terkadang hanya suara saja, juga terkadang hanya faham dan hafal langsung saja pada hati Muhammad saw, seolah-olah ia telah dibacakan dengan jelas. Bahwa Al-qur’an dari Allah yang dicatat di dalam lauhil mahfudh. Dari lauhil mahfudh dibawa oleh jibril ke baitul ‘izzah. Proses transmisi dari Allah ke lauhil mahfudh dan baitul izzah terjadi secara langsung lengkap satu naskah al-qur’an. Selanjutnya di bawa oleh jibril dari baitul izzah kepada  Nabi Muhammad secara bertahap (munajjiman), berdasarkan kepentingan nabi Muhammad dan umatnya. Diceritakan juga oleh nabi bahwa ketika nabi mau menerima wahyu, atau ayat al-qur’an akan turun, nabi menerima isyarat, kadang berupa bunyi-bunyian lonceng, suara riuh, dan getaran suasana sekitar, dll. Kalau kita cermati sebenarnya peristiwa tersebut sama persis dengan proses transmisi informasi digital seperti sekarang. Maka wahyu al-qur’an adalah proses transfer dan atau informasi digital, dengan sistem SMS (sort massage service), atau layanan pesan pendek. Pesan pendek atau SMS dari Allah kepada Nabi Muhammad dikirim melalui gelombang elektromagnetik  yang disebut jibril. Data tersebut berasal dari satelit yang berada di baitul ‘izzah yang berada di langit dunia, sebagai server-nya. data yang berada di baitul ‘izzah tersebut, merupakan data yang telah di upload (disuguhkan untuk bisa diakses), dari data yang berasal dari prgogrammer yang tersimpan di lauhil mahfudh atau hard disc alam semesta. Pengiriman data langsung keseluruhan disebut coppy paste, sedangkan pengiriman data dengan pesan-pesan pendek disebut SMS. Isyarat sebelum dan yang mengiringi datangnya kirimam wahyu data al-qur’an, zaman sekarang lebih dikenal dengan istilah ringtone. Nabi dan  Rasulullah, adalah orang yang memiliki antena spiritual tertinggi dan terbaik, sehingga dapat tersambung /connected dengan sinyal yang terpancar dari baitul ‘izzah yang berupa gelombang elektromagnetik. Cerita yang disampaikan oleh nabi kepada para sahabatnya lebih bersifat animatif, sehingga dapat difahami oleh orang awam pada zamannya. Al-qur’an mengungkapkan tentang balasan amal perbuatan manusia yang baik surga dan berbagai kenikmatan jasmaniayah yang disebut jannah (taman),seperti gambaran nikmatnya makanan minuman, keindahan bangunan,perabot dan taman-taman, suara musik dan wanita-wanita cantik yang sebut sebagai si mata jeli (huur ‘iin).Demikian juga al-qur’an mengungkapkan tentang balasan amal perbuatan jahat dengan berbagaimacam siksaan yang bersifat jasmaniyah. Seperti dibakar di neraka, diseterika, dipukul di gergaji digunting, disengat kelabang dan kala jengking dan lain-lain, adalah mu’jihat al-qur’an dalam mengungkapkan informasi metafisika menjadi seolah-olah fisika yang bisa difahami oleh orang awam. Itu semua lebih bersifat animatif dari pada kesungguhan proses tersebut. Karena pada hakekatnya kebahagiaan surgawi, atau penderitaan nerakawi adalah bersifat ruhani, yang nabi sendiri mengungkapkan,; maa laa ainun ain’ roat.walaa udzunun sami’at, wala khothoro bi baali ahadin’.mata tidak pernah melihat, telinga tidak pernah mendengar, dan tidak pernah terlintas di dalam pikiran seseorang. Basmalah atau kalimat bismillahirrahmaanirrohiim,yang ada di setiap awal surat, kecuali taubat, adalah password untuk semua amal perbuatan yang diharapkan dapat dijadikan sebagai amal akhirat, dan tentunya sebagai penjaga dan pengawal setiap surat (‘alaiha tis’ata ‘asyr). Kalimat tersebut terdiri dari 19 huruf atau 19 digit, yang merupakan bilangan prima paling istimewa, yang menjadi kata kunci untuk pencatatan pahala. Sedangkan kunci surga adalah kalimat laa ilaaha ilaaha illa Allah, adalah bilngan binner 0-1, yang merupakan bilangan pembentuk rumus segala bentuk Al-qur’an yang kita kenal sekarang adalah suara dan huruf yang muncul dari alam metafisika. Dia adalah kalamullah yang bersifat abstrak (bila harfin walaa shoutin) bukan suara dan bukan huruf. Selanjutnya ditransmisikan dengan tehnologi informatikan yang supercanggih, dengan sinyal Jibril dan speaker Muhammad, printer para kuttaabil wahyi (para penulis wahyu). Programmernya Allah, hard disc nya lauhil mahfudh,  servernya baitul ‘izzah. Sejarah penulisan mush haful qur’an mengalami masa yang lama dengan tahapan perkembangan yang bersifat pereodik, selaras dengan perkembangan peradaban manusia. Mulai dengan penulisan sederhana (dengan huruf arab kuno yang sangat sederhana dan sangat personal), pada zaman Nabi.  pengumpulan ayat-ayat tertulis ke dalam satu bentuk mush haf yang sangat sederhana dan darurat, yakni pada masa kholifah Abu Bakar. Pada zaman kholifah Ustman ibn Affan, ada standarisasi mush haf, walaupun belum ada tanda baca, baik titik maupun harokat.Pada masa kholifah Ali ibn Abi Tholib dan Mu’awiyah ibn Abi Shufyan, tulisan mush haful qur’an disempurnakan dengan i’robul qur’an, tanda baca, baik titik maupun harakat. Artinya tulisan al-qur’an secara manual telah sempurna pada masa itu. Tahapan berikutnya adalah pencetakan al-qur’an, atau penulisan al-qur’an secara massal.Al-qur’an pertama kali dicetak di Jerman pada abad 18 M.dengan ditemukannya mesin percetakan, penyebaran mush huful qur’an menjadi sangat pesat.Dan di abad 20 ini ada perkembangan yang lebih pesat lagi tentang penulisan dan tulisan al-qur’an dengan melalui proses komputerisasi, yang dilanjutkan dengan digitalisasi al-qur’an pada abad 21M ini. Dengan program ini al-qur’an dapat berbentuk seperti ashlinya, al-qur’an sebagaiamana di alam metafisika, yakni bilaa harfin walaa shoutin. Al-qur’an bisa berwujud dengan tanpa huruf dan tanpa suara, dia bisa dimasukkan dalam cd, flashdisc, dismskan,emil, dll. Ilmu informatika memang juga merupakan ilmu nubuwwah (kenabiyan), bahkan semua nabi ahli tentang komunikasi dan informasi, karena mereka senantiasa komunikasi dengan Tuhan dan menginformasikan kepada umatnya. Bahkan dua rasul ini (Ibrohim kholilullah dadalah rasuan Musa kalimullah),  yang sangat menguasai ilmu komunikasi dan informatika.Ibrohim disebut kekasih dekat Allah, do’a-do’anya senantiasa diijabahi oleh Allah, bahkan panggilannya kepada umat seluruh dunia untuk mendatangi tempatnya (Makkah), mendapat jawaban manusia sepanjang zaman.Seruan kepada manusia dengan cara seperti itu disebut oleh orang barat dengan istilah telepati. Demikian juga nabi Musa, mendapat gelar kalimullah, yang artinya teman dialog dengan Allah.